Desain Pekerjaan dan Analisis Pekerjaan
NAMA :
Jodi Giovanni T
NPM :
23217063
KELAS :
4EB08
DOSEN PEMBIMBING :
Bagus Nurcahyo
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan. Saya pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
ELEMEN-ELEMEN DESAIN PEKERJAAN
Elemen Organisasional
Elemen ini
menyangkut masalah efisiensi yang artinya setiap pekerjaan harus dirancang
secara efisien sehingga memberikan hasil yang maksimal dari pekerjaan yang
dilakukan. Desain pekerjaan harus bisa memanfaatkan sumber daya dan waktu dalam
melakukan pekerjaan.
Pemborosan sumber daya dan waktu akan membuat
hasil kerja menjadi kurang baik. Sebab itu desain pekerjaan harus dibuat agar
penggunaan sumber daya dan waktu menjadi lebih efisien untuk menghindari
pemborosan.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam
elemen organisasional ini. Pertama adalah pendekatan mekanistik, yaitu suatu
cara kerja atau mekanisme kerja organisasi untuk mencapai tujuan. Mekanisme
kerja organisasi memberi pengaruh terhadap elemen organisasional, maka itu kita
perlu merancang mekanisme kerja yang lebih efisien dalam organisasi.
Kedua adalah masalah aliran kerja, yaitu masalah
urutan pekerjaan dalam organisasi. Biasanya, aliran kerja tergantung dari hal
apa yang akan dihasilkan organisasi. Mulai dari tahap penyediaan bahan baku
sampai pada peninjauan produk jadi. Dengan membuat aliran kerja yang efisien,
maka organisasi bisa menghindari pemborosan.
Ketiga adalah praktek kerja, yaitu tentang
bagaimana pelaksanaan pekerjaan. Setiap orang memiliki praktek kerja yang
berbeda, ada yang cepat dan teliti namun ada juga yang cepat namun kurang
teliti. Desain pekerjaan harus menetukan kualifikasi orang yang akan bekerja
secara efisien mengingat sumber daya manusia adalah unsur penting dalam
organisasi.
Elemen Lingkungan
Desain
pekerjaan harus memperhatikan elemen lingkungan sebab dari lingkungan inilah
sebuah organisasi bisa mendapatkan sumber dayanya. Termasuk didalamnya sumber
daya manusia yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusi pekerjaan yang
lebih baik bagi organisasi.
Elemen lingkungan memiliki pengaruh bagi
organisasi dalam tersedianya sumber daya manusia yang berpotensi, berpendidikan
maupun berpengalaman. Elemen lingkungan juga harus memperhatikan pengaruh
masyarakat sekitar yang mungkin bisa memberikan pengaruh yang baik bagi
organisasi.
Elemen Keperilakuan
Untuk
merancang desain pekerjaan juga harus mempertimbangkan elemen keperilakuan yang
merupakan sifat dasar dan karakter dari sumber daya manusia. Ada tiga hal yang
harus diperhatikan organisasi dari elemen ini untuk menyusun desain pekerjaan:
- Bagaimana seseorang mampu bekerja sesuai
dengan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan secara bertanggung jawab dan
memberikan hasil yang baik bagi organisasi.
- Organisasi juga harus membuat pekerjaan yang
bisa membuat seseorang bisa bekerja dengan senang hati, tidak tertekan,
dan tidak bosan.
- Bagaimana membuat sebuah pekerjaan itu menjadi
kebanggaan bagi pekerja sehingga mereka bisa merasa lebih baik dan itu
berdampak bagi hasil pekerjaannya.
- Bagaimana cara organisasi memberikan motivasi
bagi pekerja.
Trade off yang dihadapi oleh pare perancang pekerjaan
perusahaan yaitu:
Produktivitas
versus spesialisasi:
Tambahan
spesialisasi akan menaikkan output sampai pada titik tertentu, apabila ada
kenaikan spesialisasi maka output mengalami penurunan, karena adanya kebosanan
atas pelaksanaan tugas yang terus menerus. Output dapat ditingkatkan dengan
mengurangi spesialisasi pekerjaan.
Kepuasan kerja
versus spesialisasi:
Kepuasan kerja
akan meningkat sejalan dengan kenaikan spesialisasi, dan tambahan tambahan
spesialisasi mengakibatkan kepuasan kerja akan menurun. Pekerjaan tanpa
spesialisasi membuat karyawan membutuhkan waktu lama untuk mempelajari
pekerjaan tersebut sampai mampu untuk melakukannya. Kepuasan kerja akan menurun
karena kurangnya otonomi, variasi dan identitas tugas. Produktivitas terus naik
bile kebaikan spesialisasi lebih besar daripada kelemahan akibat ketidakpuasan.
Proses belajar
versus spesialisasi:
Pekerjaan yang sangat
terspesialisasi lebih mudah dipelajari dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak
terspesialisasi. Proses belajar pada pekerjaan yang terspesialisasi lebih cepat
mencapai standar (ditunjukkan oleh garis putus-putus). Pekerjaan yang tidak
terspesialisasi memerlukan waktu lebih lama untuk dipelajari.
Perputaran
karyawan versus spesialisasi:
Spesialisasi
pekerjaan dapat dengan mudah dan cepat dipelajari, tapi biasanya kepuasan yang
diperoleh lebih rendah, kepuasan yang rendah ini akan menyebabkan tingkat
perputaran tenaga keda tinggi (turn over manpower).
Analisis pekerjaan adalah suatu prosedur untuk menentukan tanggung jawab dan persyaratan
keterampilan yang dibutuhkan dari pekerjaan dan jenis orang yang harus
dipekerjakan
Analisis jabatan berkontribusi
efektif untuk menilai kebutuhan pelatihan dan kinerja dari karyawan
yang sekarang sedang menjabat. Proses analisis jabatan menjadi dasar
untuk mendesain dan mengembangkan kebijakan dan strategi untuk memenuhi sasaran
dan tujuan organisasi
Tujuan utama melakukan dari analisis
pekerjaan adalah untuk menggunakan informasi khusus ini untuk
menciptakan kesesuaian yang tepat antara pekerjaan dan karyawan,
untuk menilai kinerja seorang karyawan, untuk menentukan nilai tugas tertentu
dan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan dan pengembangan suatu
perusahaan.
Langkah-langkah Utama dalam
Analisis Pekerjaan
1.Mengkaji
informasi internal perusahaan yang berkaitan dengan jabatan perusahaan
Langkah
pertama yang perlu dilakukan mengkaji informasi yang ada di dalam perusahaan.
Hal ini harus bisa dilakukan secara keseluruhan dan berdasarkan kesesuaian
jabatan dalam perusahaan. Artinya bila informasi internal mengenai jabatan
tidak benar, proses analisa belum bisa dianjurkan pada tahap selanjutnya.
2.Penentuan penggunaan informasi
Bila
perusahaan sudah mendapatkan informasi lengkap mengenai jabatan dalam
perusahaan secara keseluruhan, seperti job desc, kualifikasi dan yang lainnya,
maka saatnya perusahaan mulai menentukan pemakaian informasinya. Perusahaan
harus sudah memiliki tujuan yang jelas untuk informasi tersebut, jangan sampai
salah dalam penggunaannya, agar tidak keliru nantinya.
3.Memilih jabatan
Proses
pemilihan jabatan yang akan dilakukan analisis juga sangat penting dilakukan.
Bila memang Anda hanya membutuhkan divisi dan jabatan tertentu untuk dilakukan
analisis jabatan, tidak seharusnya semua divisi dalam perusahaan diikut
sertakan. Karena bila sudah jelas, akan lebih baik bila langsung menganalisis
pada divisinya tanpa melibatkan divisi lain.
4.Pengumpulan data
Bila
ketiga langkah di atas sudah dilakukan, hal selanjutnya yang harus perusahaan
lakukan adalah mengumpulkan data. Dengan teknik analisis jabatan yang sudah
dilakukan, tentunya perusahaan akan mendapatkan data. Nah, kumpulkan data-data
tersebut jangan sampai tercampur oleh data perusahaan yang lain.
5.Siapkanlah uraian jabatan
Dalam
proses analisis jabatan juga sangat penting untuk Anda untuk menyiapkan uraian
yang jelas mengenai jabatan yang telah disediakan oleh perusahaan. Ini akan
membantu menjelaskan mengenai gambaran dari pekerjaan tersebut. Uraian jabatan
juga akan mempermudah perusahaan saat akan menjelaskan mengenai tugas jabatan
tertentu.
6.Siapkan spesifikasi jabatan
Selain
uraian dari jabatan yang sedang dilakukan analisis, selanjutnya perusahaan juga
harus menyiapkan spesifikasi jabatannya. Ini akan lebih mempermudah dalam
proses analisisnya, mengenai jobdesk dari jabatan tertentu serta hal yang
dibutuhkan lainnya.
7.Memanfaatkan informasi
Bila
sudah mendapatkan informasi yang sesuai dengan langkah 1 sampai 6, selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan informasi tersebut. Ini sangat berguna
terutama untuk melakukan perencanaan jabatan, perencanaan Sumber Daya Manusia
(SDM), proses rekrutmen dan juga seleksi karyawan dalam perusahaan, menetapkan
pelatihan dan juga pengembangan karyawan, melakukan penilaian kinerja pada
karyawan, menetapkan besaran kompensasi dan juga mematuhi apa yang telah
ditetapkan oleh hukum.
Jenis Analisis
Pekerjaan
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan, yakni; analisis pekerjaan
tradisional (traditional job description) dan analisis pekerjaan
yang berorientasikan hasil (results-oriented job description).
1) Analisis Pekerjaan Tradisional
Model tradisional
ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, yakni:
a. Tanggungjawab (responsibilities),
merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus bertanggungjawab,
harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pengendalain pelaksanaan.
b. Kewajiban-kewajiban (duties) umum
dari seorang yang sedang memegang suatu kedudukan dan;
c. Kualifikasi-kualifikasi (qualifications)
minimal yang diterima sebagai kelayakan.
2) Analisis Pekerjaan yang
Berorientasikan Hasil
Analisis pekerjaan jenis ini berasumsi bahwa uraian pekerjaan akan
menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut memperjelas
harapan-harapan organisasi kepada para pekerja, dan keterkaitan
antara tugas-tugas, standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal. Oleh karena itu, analisis pekerjaan ini memuat
keterangan-keterangan yang berkisar pada
pernyat aan-pernyataan,
seperti;
a. Task merupakan perilaku-perilaku,
kewajiban-kewajiban atau fungsi yang penting bagi suatu pekerjaan.
b. Conditions merupakan bagaimana
sifat dasar pada pekerjaan, atau syarat-syarat yang diperlukan agar pekerjaan
itu terlaksana.
c. Standartds merupakan harapan-harapan
performansi obyektif yang diberikan pada setiap tugas, yang dituangkan menurut
ketentuan standar kuantitas, kualitas, atau ketepatan waktu yang benar-benar
dikaitkan dengan tujuan organisasi.
d. SKAs merupakan kecakapan,
pengetahuan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada
standar minimal yang diterima.
e. Qualifications merupakan pendidikan
dan pengalaman serta kualifikasi lain yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa
para pekerja mempunyai SKAs yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas.
Sifat dari Analisis Jabatan
Definisinya :
Prosedur untuk menetapkan tugas & tuntutan keterampilan dari suatu jabatan dan
orang macam apa yang akan dipekerjakan untuk itu.
Metode Kuesioner merupakan salah
satu metode pengumpulan data dan informasi untuk analisis
jabatan yang sering digunakan. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh karyawan yang akan dianalisis
jabatannya.
klasifikasi pekerjaan merupakan
suatu metode atau sistem untuk memetakan pekerjaan (job) yang ada.
biasanya dikaitkan dengan rank atau score yang pada nantinya akan menentukan
levelling jabatan seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar